Rabu, 01 Maret 2017

JIW AYANG HILANG DALAM RAGA PENDIDIK

Selamat pagi para profesi yang mulia… Suka duka yang kalian alami semoga menjadi berkah serta amal menuju surga-Nya. Saya merasa pilu akhir-akhir ini, melihat dan merasakan politik dalam organisasi pendidikan. Organisasi Pendidikan yang saya ekspektasikan sesuatu yang membahagiakan telah tercemar oleh kecutnya strategi politik. Bagi saya profesi pendidik bukanlah sekedar profesi, melainkan profesi yang telah menjiwai dan menyatu dalam sanubari pendidik. Jiwa penuh kasih, sabar, lembut, bijaksana, jujur, rela berkorban, saling menghargai dan suka menolong, inilah yang saya maksud. Jiwa-jiwa itu kini telah pergi, tergerus jabatan, kedudukan dan rasa gengsi. Keringat yang mongering seolah menjadi berkurang keikhlasanya, senyum damai pudar rasanya, jiwa sabar tak lagi berkobar, semangat mengajar menjadi pudar. Oh.. pemimpin apresiasilah kami. Bukan dengan nominal yang kami harap, hanya senyum ikhlas para pemimpin. Harapan kami jiwa pendidikmu tak luntur didera kewenangan dan kekuasaan. Tetap mengayomi, tetap menghargai dan tetap memberi contoh mulia. Biarkan mutiara dalam hati para pendidik tetap utuh, tak pudar, bahkan hilang hanya karena keegoisan. “wong mung ojo aji mumpung” yang artinya manusia janganlah bersikap semaunya jika sedang memiliki kuasa. Rabb kita senantiasa mengingatkan untuk menjaga hati agar tak melangit dan menjaga lati agar tak menyakiti. Jagalah jiwa suci pendidik, rawatlah, sirami dan pupuk dengan segala amal mulia. Salam semangat Pendidik Mulia
Read more...
separador


Followers